SEMARANG, AYOYOGYA.COM - Kementerian Agama Republik Indonesia bersama Unilever Indonesia melalui brand Lifebuoy menggelar program "Pesantren Sehat Lifebuoy” yang bertujuan meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dari santri dan santriwati.
Kegiatan ini berlangsung pada Selasa 13 Februari 2024 di Auditorium & Wisma RSUD Dr. Adhiyatma, MPH, Semarang, dengan melibatkan 300 santri PPTQ Al Hikmah Semarang.
Dalam acara ini juga hadir Kepala Bidang PD. Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Jawa Tengah, H. Amin Handoyo, Lc.
Kemudian Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah/Kota Semarang, Samsudin, Pimpinan Pondok Pesantren Putri Tahfidzul Qur'an Al Hikmah Semarang, yang diwakili oleh Pengurus Pondok Pesantren Putri Tahfidzul Qur'an Al Hikmah Semarang, Gus Ali Zainal Abidin, dan Pengurus Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Cabang Jawa Tengah, dr. Sri Mugiarti.
H. Amin Handoyo, Lc. dari Kanwil Kemenag Jawa Tengah mengatakan, kesehatan dan kebersihan merupakan hal yang penting dalam ajaran Islam, karena menjaga kebersihan adalah sebagian dari iman.
“Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Allah SWT mencintai orang yang bertaubat, bersih, dan berseri – hati dan wajahnya. Program Unilever ini saya pikir perlu kita apresiasi yang luar biasa karena dapat me-restore (melahirkan kembali) serta menyadarkan kembali arti Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).”
Salah satu langkah utama dari PHBS yang penting untuk diimplementasikan di pesantren adalah gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di 5 momen penting, yakni saat sebelum makan, setelah dari toilet, setelah bermain, setelah batuk atau bersin, dan setelah bepergian.
Jika dibiasakan, CTPS di 5 momen penting akan mampu melindungi para santri/santriwati dari berbagai penyebaran penyakit.
Bahkan menurut teori Swiss Cheese Model for Infectious Disease, kebiasaan ini menjadi langkah pertama untuk melindungi diri dari ancaman penyakit infeksi, setelah vaksin.
Sementara, menilik pada data BPS, Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Semarang baru mencapai 59,4% dari total populasi2 sehingga adanya keperluan untuk meningkatkan kebiasaan CTPS ke lebih banyak masyarakat di Semarang.
Head of Skin Cleansing Unilever Indonesia, Erfan Hidayat menjelaskan, berdasarkan hal ini, Lifebuoy menggandeng Kemenag melalui program Pesantren Sehat Lifebuoy. Salah satunya adalah dengan mencetak Duta Santri sebagai peer educator dari program peer-to-peer learning.
“Sejak tahun 2022 program Pesantren Sehat Lifebuoy telah menjangkau lebih dari 2.000 pesantren dan memberikan manfaat bagi lebih dari 900.000 santri/santriwati di Indonesia. Tahun ini program Pesantren Sehat Lifebuoy kembali hadir dengan tujuan memberikan dampak yang lebih luas melalui sejumlah rangkaian kegiatan seperti peer-to-peer learning hingga pemeriksaan kesehatan di berbagai kota di Indonesia untuk menjangkau penambahan 1 juta santri/santriwati di lebih dari 1.500 pesantren,” papar Erfan.
Interaksi intens antar masyarakat pesantren menjadikan pesantren unit pendidikan yang berpotensi efektif dalam membiasakan CTPS di 5 momen penting melalui metode peer-to-peer learning, dimana mereka saling mencontohkan dan meniru berbagai perilaku positif.
Menurut studi dari Hungarian Academy of Sciences, peer-to-peer learning atau program edukasi melalui teman sebaya merupakan salah satu cara edukasi yang paling efektif dalam pengajaran CTPS di kalangan anak-anak.
Studi ini menemukan bahwa program edukasi melalui teman sebaya dapat meningkatkan pengetahuan teoretis tentang CTPS dan cara mempraktekkan CTPS yang benar hampir 2x lebih baik dari sebelumnya, dan dapat bertahan bahkan 4 bulan setelah program berakhir.