Menilik Bhagavad-Gita, Petuah Sri Krishna Pada Arjuna untuk Seluruh Umat Manusia

photo author
- Sabtu, 3 September 2022 | 17:00 WIB
Ilustrasi Krisna (@theosophy)
Ilustrasi Krisna (@theosophy)

YOGYAKARTA, AYOYOGYA.COM – Dalam cerita Mahabharata ada sebuah bagian termasyur sebelum perang kurukshetra ketika Sri Krishna memberikan pelajaran kepada Arjuna yang dikenal dengan istilah Bhagavad-gita.
 
Bhagavad Gita adalah dialog yang dituangkan dalam bentuk syair. Dalam dialog ini, Sri Krishna, personalitas Tuhan Yang Maha Esa adalah pembicara utama yang menguraikan ajaran-ajaran filsafat kepada Arjuna.
 
Bhagavad-gita "Nyanyian Sri Bhagawan" (Bhaga = kehebatan sempurna, van = memiliki, Bhagavan = Yang memiliki kehebatan sempurna, ketampanan sempurna, kekayaan yang tak terbatas, kemasyuran yang abadi, kekuatan yang tak terbatas, kecerdasan yang tak terbatas, dan ketidakterikatan yang sempurna, yang dimiliki sekaligus secara bersamaan).
 
Dalam sebuah forum diskusi filsafat yang diselenggarakan baru baru ini, Dr. Fahruddin Faiz selaku pemateri menerangkan tentang pokok-pokok yang dapat kita jadikan pelajaran dalam Bhagavad-gita.

Baca Juga: Bebasnya Saipul Jamil dengan Sambutan Meriah, Psikolog: Awas Dampak Psikologis ke Anak
 
BHAGAVAD-GITA: KEYPOINTS
-          Kitab suci, dokumen meditative, tidak semata dipahami namun butuh untuk direnungkan.
-          Dialog tentang pertempuran dan dapat dipahami sebagai metafor pertempuran dan perjalanan jiwa.
-          Arjuna (jiwa yang duniawi): Keraguan, keputusasaan, potensi keberanian dan pencerahan.
-          Krisna (jiwa yang rohani): misteri spiritualitas rohaniah yang tersembunyi dibalik jasmani dan pikiran kita.
-          Mode: Mystical Activism
-          Analisis filosofis, laku pendisiplinan diri, pengetahauan metafisk, dan penyembahan adalah unsur-unsur yang saling berhubungan yang semuanya dibutuhkan manusia dalam hidup yang serba chaos ini.
-          Tujuan akhir: pencerahan melalui pemahaman akan kesejatian/kesempurnaan diri dalam persatuan dengan Tuhan.
-           
TIGA TIPE MANUSIA
 
-          Manusia malas: sifatnya lamban
-          Manusia (hiper)aktif: sifatnya menggebu penuh semangat
-          Manusia cerdas: sifatnya jernih
 
EMPAT YOGA
 
1.       Jnana Yoga: menuju Tuhan lewat jalur pengetahuan
2.       Bhakti Yoga: menuju Tuhan lewat jalur rasa hati/cinta
3.       Karma Yoga: menuju Tuhan lewat jalur ‘pelayanan’, melayani kehendaknya
4.       Raja Yoga: menuju Tuhan lewat jalur meditasi

Baca Juga: Kebiasaan Mengelupas Kulit Bisa Jadi Tanda Gangguan Psikologis
 
RELATIVITAS NILAI
 
-          Dasar dari “kasta”
-          Setiap orang memiliki bakat, kemampuan, kapasitas, potensi yang berbeda.
-          Moralitas kita ditentukan oleh bagaimana kita mampu bekerja, berkarya, menjalani hidup sesuai posisi dan potensi kita
-          Apa yang sangat baik bagi seseorang bisa jadi kebalikannya bagi orang lain. Membunuh bagi seorang prajurit dalam peperangan adalah kemuliaan, namun bagi orang lain di ruang waktu yang tidak sesuai adalah dosa besar.
 
SUKA DUKA
 
Suka duka hanyalah perasaan sesaat, disebabkan oleh panca indra sendiri, ketika berhubungan dengan hal-hal baru.
Lampauilah perasaan yang tak langgeng itu, temukan kebenaran mutlak dibalik segala pengalaman dan perasaan, kebenaran abadi langgeng tak termusnahkan.
Segalanya yang di luar diri-Nya sesungguhnya tak ada, tak perlu kau risaukan.
 
KEBEBASAN
 
Berkaryalah demi tugas dan kewajiban, bukan surga, apa lagi demi kenikmatan dunia.
Janganlah kau merisaukan hasil akhir , tak perlu memikirkan kemenangan ataupun kegagalan.
Dengan jiwa seimbang dan terikat pada pengalaman suka maupun duka, berkaryalah penuh semangat.
Bebas dari segala macam keinginan dan pengaruh pikiran kau akan mendengarkan dengan jelas suara hatimu, itulah pencerahan.
Saat itu, kau tak tergoyahkan lagi oleh pengalaman duka dan tidak pula mengejar pengalaman duka, rasa cemas dan amarah pun terlampaui seketika.

Baca Juga: Tim Psikologis: Masih Ada Siswa SMPN 1 Turi Sulit Tidur
 
SALING MEMPERSEMBAHKAN
 
Bila kau menjaga kelestarian lingkungan, lingkungan pun pasti menjaga kelestarianmu.
Raihlah kebahagian tak terhingga dengan saling ‘menyembah’, membantu dan melindungi.
Bila kau hanya berkarya demi kepentingan pribadi, tak pernah berbagi dan tak pernah peduli terhadap alam yang senantiasa memberi, maka sesungguhnya kau seorang maling.
Berkaryalah dengan semangat ‘menyembah’, persembahkan hasil pekerjaanmu pada Yang Maha Kuasa dan nikmati segala apa yang kau peroleh dari-Nya, sebagai tanda kasihnya.
 
KERENDAHAN HATI
 
Terlebih dahulu raihlah kesadaran diri.
Bila kau tidak mengetahui caranya, belajarlah dari mereka yang telah sadar untuk itu, hendaklah engkau rendah hati.
Orang yang sadar tidak pernah bingung, pandangannya meluas, penglihatannya menjernih.
Ia yakin dengan apa yang dilakukannya, sehingga meraih kedamaian yang tak terhingga.
 
KETENANGAN
 
Hiduplah di tengah keramaian dunia tanpa keterikatanpada benda-benda dunia. Persis seperti bunga Teratai, tumbuh di air, namun tak terbasahi olehnya.
Berkaryalah tanpa mengharapkan hasil akhir, jiwamu pasti akan tenang. Berkaryalah dengan mengharapkan hasil akhir, maka jiwamu akan gelisah.
Tuhan tidak menentukan kegelisahan dan ketenangan jiwamu, kau sendiri yang menentukannya dengan perbuatanmu, dengan ulahmu.
 
KEBAHAGIAAN SEJATI
 
Siapapun kau, apapun pekerjaanmu, yang terpenting adalah keyakinanmu pada yang maha hadir, berkaryalah dengan keyakinan itu.
Bila kau berkarya untuk memperoleh kenikmatan, ketahuilah bahwa taka da kennikmatan yang abadi, kau pasti kecewa sendiri, kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri.

Baca Juga: Polda Jateng Cek Psikologis Ratu Agung Sejagat
 
KETULUSAN
 
Banyak cara untuk meraih kesempurnaan hidup, namun yang paling mudah adalah berkarya tanpa pamrih, demi “Aku”
Jadilah pengabdi sejati dengan cara itu, bersajabatlah dengan setiap orang.
Kasihi setiap makhluk, janganlah kita membenci siapapun juga, ingat “Aku” berada dimana-mana.
 
KESEMPURNAAN
 
Bebas dari rasa angkuh dan kepemilikan.
Ia yang memandang sama suka dan duka, dan semua pengalaman lain.
Puas denga apa yang diperolehnya sebagai hadiah dari Yang Maha Kuasa.
Pikirannya selalu terpusat padaKu.
Tidak menyakiti dan tidak membiarkan orang lain menyakiti.
Bebas dari rasa takut, gelisah dan amarah. Dirinya terkendali, pikirannya jernih.
Menganggap sama kawan dan lawan, pujian dan makian.
Ia-lah orang yang telah mencapai kesempurnaan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahajeng Pramesi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

7 Model Gamis Simple Terbaru

Senin, 20 Mei 2024 | 15:10 WIB

Ini Dia Rekomendasi 4 Laptop ASUS Terbaik

Rabu, 8 Mei 2024 | 15:52 WIB

Pakai BRImo!, Bayar Tagihan PDAM Bebas Ribet

Rabu, 6 Maret 2024 | 21:37 WIB

Ini 7 Tips Ampuh Rawat Motor Pasca Libur Nataru

Jumat, 5 Januari 2024 | 18:51 WIB
X