bisnis

Inflasi Bulanan DIY Melambat, Angkutan Udara Alami Deflasi

Sabtu, 2 Juli 2022 | 13:00 WIB
Ilustrasi inflasi di DIY. (Pixabay)

YOGYAKARTA, AYOYOGYA.COM - Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY pada Juni 2022 tercatat 0,52% (mtm).

Dengan capaian tersebut, secara tahunan inflasi DIY pada 2022 berada pada level 5,33% (yoy) atau berada di atas sasaran inflasi yang ditetapkan pada 3 ± 1% (yoy). Pada akhir triwulan II 2022, Inflasi DIY tercatat melambat dibandingkan capaian pada bulan sebelumnya (0,75%, mtm). 

Plh Kepala Perwakilan Bank BI,Tantan Heroika dalam siaran pers Sabtu (2/7/2022) menuturkan Inflasi terutama bersumber dari berlanjutnya kenaikan harga komoditas hortikultura seperti aneka cabai dan bawang merah akibat faktor cuaca serta komoditas telur ayam akibat faktor cost-push.

Meski demikian, penurunan harga tiket penerbangan seiring berlalunya puncak festive season HBKN Idulfitri menahan kenaikan inflasi lebih tinggi. Upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY dalam membangun diskusi dengan maskapai terkait tren kenaikan harga komoditas angkutan udara pada awal triwulan II yang lalu berdampak positif terhadap penambahan frekuensi penerbangan.

Berdasarkan disagregasinya, inflasi DIY pada Juni 2022 didorong oleh kelompok inflasi inti (core inflation) dan kelompok harga pangan bergejolak (volatile food). Sementara itu, kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) mengalami deflasi.

Peningkatan daya beli masyarakat mendorong peningkatan inflasi kelompok inti (core inflation). Hal ini sejalan dengan meningkatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) DIY pada Juni 2022 yang mencapai 147,5 poin dan Indeks Konsumsi Barang Tahan Lama 113,0 poin.

Capaian tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang 2022. Adapun faktor relaksasi mobilitas seiring dengan angka penyebaran Covid-19 yang kian terkendali mendorong geliat pariwisata DIY dan perbaikan peningkatan penghasilan masyarakat yang selanjutnya menyebabkan peningkatan daya beli.

Sementara itu dari kelompok volatile food, andil inflasi terbesar berasal dari komoditas hortikultura, yakni cabai merah, bawang merah, dan cabai rawit, yang masing-masing menyumbang andil 0,10% (mtm), 0,10% (mtm), dan 0,09% (mtm).

Komoditas pangan hortikultura sangat sensitif terhadap curah hujan yang tinggi karena secara langsung berdampak pada kualitas dan kuantitas hasil panen.

Faktor cuaca kemarau basah menyebabkan banyaknya tanaman cabai yang terserang penyakit hama pathek yang selanjutnya mengakibatkan turunnya pasokan di tengah peningkatan permintaan horeca.

Baca Juga: Kenaikan Harga Pakan Ternak dan Kurangnya Pasokan Hortikultura Dorong Inflasi DIY Mei 2022

Begitupun dengan harga bawang merah yang meningkat akibat curah hujan tinggi yang berdampak pada penurunan produksi. 

Telur Ayam Ras juga kembali alami inflasi seiring meningkatnya biaya produksi akibat kenaikan harga pakan ternak. Di sisi lain, selama masa pandemi tingkat permintaan akan komoditas telur ayam turun drastis yang selanjutnya menekan harga jual di bawah HPP. 

Hal ini kemudian mendorong penurunan jumlah populasi ayam petelur di sentra-sentra produksi seperti Blitar. Akibatnya, jumlah pasokan berkurang di tengah permintaan terhadap komoditas pangan yang mulai membaik.

Halaman:

Tags

Terkini