JAKARTA -- Penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) atau lingkungan, sosial, dan tata kelola yang kuat menjadi syarat penting bagi perusahaan untuk tumbuh secara berkelanjutan. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menjadi perhatian karena semakin aktif menerapkan prinsip ESG.
Pada kuartal I tahun 2023, BRI mencatat pertumbuhan penyaluran kredit berkelanjutan sebesar 11,1% secara tahunan (yoy) atau mencapai Rp710,9 triliun. Capaian tersebut menjadikan BRI sebagai market leader di industri perbankan dalam penerapan ESG.
Pengamat perbankan dari Binus University, Doddy Ariefianto, menyatakan bahwa ESG merupakan tren global. Pasar di Indonesia akan ikut mengikuti tren ini karena paradigma bisnis berubah, tidak hanya mencari profitabilitas, tetapi juga berfokus pada dampak lingkungan dan sosial dari kegiatan perusahaan. Jika sebuah perusahaan berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan atau polusi, reputasi perusahaan tersebut bisa terganggu.
Sebagai hasilnya, perusahaan seperti BRI kini aktif menerapkan prinsip ESG. Penelitian juga menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki kesadaran tinggi terhadap lingkungan akan mendapatkan persepsi positif dari publik, yang pada akhirnya dapat memberikan ruang lebih besar bagi perbankan untuk meningkatkan kredit yang berfokus pada sektor hijau (kredit ESG).
Namun, penting untuk dicatat bahwa bank yang menyalurkan kredit ESG harus melakukannya secara selektif dan sesuai dengan keahlian utama mereka. Sebagai contoh, BRI fokus pada peningkatan kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan memperhatikan penerapan prinsip ESG.
Secara keseluruhan, perusahaan yang menerapkan prinsip ESG diharapkan dapat memperoleh keuntungan jangka panjang, termasuk persepsi positif dari publik dan kesempatan untuk mengembangkan kredit berkelanjutan yang berfokus pada aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang kuat. Dengan tren ini yang semakin berkembang, diharapkan perusahaan di Indonesia akan semakin sadar dan berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan.
Untuk BRI sendiri, hingga kuartal I-2023 telah menyalurkan kredit kegiatan usaha berwawasan lingkungan sebesar Rp80,2 triliun. Nilai tersebut mencapai porsi 7,5% dari total penyaluran kredit BRI. Selain itu BRI juga memperkuat penerapan ESG melalui aspek sosial. Melalui Holding Ultra Mikro dengan BRI sebagai induk, bersama PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), perseroan secara grup berupaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.
Sepanjang kuartal I-2023 kredit UMKM menyumbang 86,36% dari total portofolio kredit bank atau Rp989,64 triliun. Pertumbuhan kredit UMKM BRI tersebut disokong oleh segmen mikro dan menengah, di mana masing-masing tumbuh 11,2% yoy dan 16,2% yoy.
Dari sisi pendanaan, pada 2019 BRI menerbitkan sustainability bond sebesar US$500 juta. Kemudian BRI menerbitkan green bond Rp5 triliun pada 2022, dan menyalurkan 80% dari dana yang terhimpun ke sektor hijau.
Pada 2022 BRI menerbitkan sustainability-linked loans senilai US$1 miliar, sejalan dengan fokus bisnis dalam meningkatkan penyaluran kredit kepada UMKM, terutama segmen mikro dan ultra mikro.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto mengatakan bahwa perseroan terus mengimplementasikan sustainable finance (keuangan berkelanjutan). “Hal tersebut merupakan upaya menyeluruh untuk mendorong pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan, berdasarkan pada keselarasan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Ini penting bagi BRI mengingat peran kami sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia melalui pemberdayaan pelaku UMKM," ujar Solichin.
BRI sebagai market leader, kata Solichin, menegaskan komitmen perseroan dalam memperkuat penerapan prinsip ESG. Pihaknya pun telah menyusun ESG Sustainability Strategy dengan aspirasi untuk menjadi World Class Sustainable Banking Group focusing on Environmental, Social, and Governance Dimensions.
“Aspirasi tersebut ditetapkan dalam rangka merealisasikan visi BRI pada 2025, yaitu menjadi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion," ujarnya.