YOGYAKARTA, AYOYOGYA.COM- Farah Button adalah salah satu jenis merek fesyen premium lokal asli Jogja. Bahan dan model fesyen simpel elegan dan nyaman menambah daftar panjang pecinta fesyen merek ini.
Baru saja Farah Button meluncurkan produk terbaru bernama Dias One Set pada September 2022. Merek fesyen karya anak bangsa ini mengusung setelan berupa outer dan celana berbahan rayon twill.
Sutardi, pemilik Farah Button kemudian membagikan tips memilih fesyen dan bahan kain yang cocok bagi perempuan Indonesia yang tinggal di iklim tropis.
Melalui Dias One Set, Suta ingin mengedukasi pencinta fesyen untuk memahami jenis bahan kain pakaian. Jika ingin memilih atasan, sebaiknya memilih yang berbahan rayon.
“Indonesia ini beriklim tropis, jadi mudah gerah dan bahan-bahan rayon bisa membuat adem dan tidak panas,” ujar Suta.
Selain itu, rayon twill juga bisa dipilih untuk menghadirkan kesan bahan yang lebih elegan. Sekalipun lebih tebal ketimbang bahan rayon, rayon twill tetap dingin ketika dikenakan.
Sebenarnya bahan katun juga pas dikenakan di Indonesia. Namun, ia mengingatkan untuk menghindari bahan katun bergramasi tebal karena sekalipun menyerap keringat tetap terasa panas saat dipakai.
“Yang paling utama, yang harus dihindari adalah bahan polyester, karena seratnya yang seperti karet membuat gerah dan memicu bau badan,” kata Suta.
Produk premium Farah Button ini pun dirilis dalam jumlah terbatas, yakni hanya 800 setelan. Dias One Set bukan sekadar tren fesyen terbaru yang dikeluarkan Farah Button. Potongan dan pemilihan warnanya pun sarat pesan mendalam.
Menurut , desain Dias One Set mengajak orang untuk menghargai diri sendiri.
“Bahan rayon twill sangat nyaman dipakai, potongan desainnya pun menyesuaikan bentuk tubuh dan membuat orang bergerak dengan bebas,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (12/9/2022).
Filosofi Dias One Set juga membuat orang kembali berpikir tentang keselarasan dan keseimbangan dengan alam. Saat mengenakan outer dan celana yang nyaman, orang akan merasakan kenyamanan.
“Nyaman kemudian jadi meluas, merasa nyaman dengan lingkungan karena bahannya adem, memunculkan rasa syukur,” ucapnya.
Suta menilai, lingkungan, termasuk alam mempengaruhi apa yang orang pikirkan, lakukan, dan bagaimana bersikap. Ia mencontohkan, di kota besar orang jarang tersenyum karena kondisi lingkungan yang minim pepohonan.